Sabtu, 10 September 2011

Jangan Lewatkan Anggur Ini Dari Tanganku

Pada suatu hari aku bertemu penatua yang sangat kuhormati, dia berasal dari kerajaan yang pernah mengeruk hasil tanah bumi tumpah darahku namun aku sangat yakin beliau seorang yang suci

Aku bertanya kepadanya apakah gunanya kita hidup kalau kita terus merasakan sakit
Beliau menjawab dengan nafas penuh kebijaksanaan, "Kamu telah diberikan kehidupan dengan cuma-cuma, dibebaskan untuk mengirup udara sesukamu, bahkan menentukan masa depanmu sendiri. Mengapa kamu mendebat Sang Kuasa, hai anak muda?"

aku sungguh malu akan pertanyaan yang kulontarkan tadi, aku sendiri yang menyiptakan rasa sakit yang akhirnya menyerang diriku sendiri. Mengapa aku menyalahkan sosok lain selain aku sang empunya rasa sakit?
Beliau menatapku dan berkata, "Anakku, aku tahu bahwa engkau akan menyalahkan dirimu sendiri akan segala dosamu tapi ketahuilah memaafkan diri sendiri jauh lebih memulihkan daripada menyalahkan diri sendiri."

diriku terhenyak di sudut pertanyaan, sesaat aku menoleh ke belakang dan menyadari sesuatu bahwa...
hanya engkau yang bisa memulihkan lubang sakit di hatiku
entah dimana kamu...
entah siapa kamu...
aku yakin engkau bukan sekedar fantasiku

Beliau kembali berkata, "Anakku jangan lewatkan anggur ini dari tanganmu..." beliau menyerahkan kepadaku piala berisi anggur kehidupan yang diambil dari segala kebaikan di muka bumi. setelah itu beliau tiba-tiba menghilang...
Lagi-lagi aku terluka karena kehilangan...
Tapi setidaknya aku memegang misi baru dengan piala kehidupan di tanganku yaitu membagi anggur ini denganmu agar aku satu denganmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar