Now, my steps have been stopped and I got nothing to do or rely on
It's far too late to say "Don't leave!"...
The seagull has departed and flew to the seventh sky, leaving me earthbound in the cemetery of fallen hopesI
I am now high and dry, still waiting for some miracles to embark upon me
Call me stupid because I deserve to be called like that
This stupidity has flowed in my blood through my vein for a long time, pumped by my lousy heart
the heart that appears to be very wounded and still has its guts to beat...
Can I struggle to live?
This regret is choking me
I suffocate for air of new hope...
manusia mempunyai relung dan ambang perasaan hatinya. lewat blog. kala rasa dan doa bersatu di dunia maya ciptaan dunia nyata
Rabu, 28 Desember 2011
Jumat, 23 Desember 2011
Perubahan Wujud
Lama sudah kuceritakan perjalananku mengarungi jembatan harapan yang tak mengarah ini
Kini telah sampai waktunya.. telah purna harapanku..
Hari penentuan telah tiba yakni saatnya jembatan harapan tak berujung ini harus runtuh
Telah lama aku menitinya dan harus sampai titik ini aku harus jatuh
Titik ujung pengharapanku sudah memutuskan tali jembatan ini, menjerembabkan aku ke asa sia-sia
Tak terhitung berapa gelas darah dan pengorbanan yang telah kutumpahkan sebelumnya
Tapi biarlah berlalu...
Meski hati ini meronta untuk hancur, aku tetap menjaganya untuk diriku sendiri
Semoga Sang Putri bahagia selalu, meski hamba tak lagi untuknya
Aku adalah serigala sepi
Melolong di puncak kesendirian
Menunjukkan ketegaran hatinya yang tak hancur meski diterpa angin cobaan
Dengarlah lolonganku...
Engkau harus yakin bahwa aku tidak apa dengan kesendirianku sekarang
Kini telah sampai waktunya.. telah purna harapanku..
Hari penentuan telah tiba yakni saatnya jembatan harapan tak berujung ini harus runtuh
Telah lama aku menitinya dan harus sampai titik ini aku harus jatuh
Titik ujung pengharapanku sudah memutuskan tali jembatan ini, menjerembabkan aku ke asa sia-sia
Tak terhitung berapa gelas darah dan pengorbanan yang telah kutumpahkan sebelumnya
Tapi biarlah berlalu...
Meski hati ini meronta untuk hancur, aku tetap menjaganya untuk diriku sendiri
Semoga Sang Putri bahagia selalu, meski hamba tak lagi untuknya
Aku adalah serigala sepi
Melolong di puncak kesendirian
Menunjukkan ketegaran hatinya yang tak hancur meski diterpa angin cobaan
Dengarlah lolonganku...
Engkau harus yakin bahwa aku tidak apa dengan kesendirianku sekarang
Sabtu, 10 September 2011
Jangan Lewatkan Anggur Ini Dari Tanganku
Pada suatu hari aku bertemu penatua yang sangat kuhormati, dia berasal dari kerajaan yang pernah mengeruk hasil tanah bumi tumpah darahku namun aku sangat yakin beliau seorang yang suci
Aku bertanya kepadanya apakah gunanya kita hidup kalau kita terus merasakan sakit
Beliau menjawab dengan nafas penuh kebijaksanaan, "Kamu telah diberikan kehidupan dengan cuma-cuma, dibebaskan untuk mengirup udara sesukamu, bahkan menentukan masa depanmu sendiri. Mengapa kamu mendebat Sang Kuasa, hai anak muda?"
aku sungguh malu akan pertanyaan yang kulontarkan tadi, aku sendiri yang menyiptakan rasa sakit yang akhirnya menyerang diriku sendiri. Mengapa aku menyalahkan sosok lain selain aku sang empunya rasa sakit?
Beliau menatapku dan berkata, "Anakku, aku tahu bahwa engkau akan menyalahkan dirimu sendiri akan segala dosamu tapi ketahuilah memaafkan diri sendiri jauh lebih memulihkan daripada menyalahkan diri sendiri."
diriku terhenyak di sudut pertanyaan, sesaat aku menoleh ke belakang dan menyadari sesuatu bahwa...
hanya engkau yang bisa memulihkan lubang sakit di hatiku
entah dimana kamu...
entah siapa kamu...
aku yakin engkau bukan sekedar fantasiku
Beliau kembali berkata, "Anakku jangan lewatkan anggur ini dari tanganmu..." beliau menyerahkan kepadaku piala berisi anggur kehidupan yang diambil dari segala kebaikan di muka bumi. setelah itu beliau tiba-tiba menghilang...
Lagi-lagi aku terluka karena kehilangan...
Tapi setidaknya aku memegang misi baru dengan piala kehidupan di tanganku yaitu membagi anggur ini denganmu agar aku satu denganmu.
Aku bertanya kepadanya apakah gunanya kita hidup kalau kita terus merasakan sakit
Beliau menjawab dengan nafas penuh kebijaksanaan, "Kamu telah diberikan kehidupan dengan cuma-cuma, dibebaskan untuk mengirup udara sesukamu, bahkan menentukan masa depanmu sendiri. Mengapa kamu mendebat Sang Kuasa, hai anak muda?"
aku sungguh malu akan pertanyaan yang kulontarkan tadi, aku sendiri yang menyiptakan rasa sakit yang akhirnya menyerang diriku sendiri. Mengapa aku menyalahkan sosok lain selain aku sang empunya rasa sakit?
Beliau menatapku dan berkata, "Anakku, aku tahu bahwa engkau akan menyalahkan dirimu sendiri akan segala dosamu tapi ketahuilah memaafkan diri sendiri jauh lebih memulihkan daripada menyalahkan diri sendiri."
diriku terhenyak di sudut pertanyaan, sesaat aku menoleh ke belakang dan menyadari sesuatu bahwa...
hanya engkau yang bisa memulihkan lubang sakit di hatiku
entah dimana kamu...
entah siapa kamu...
aku yakin engkau bukan sekedar fantasiku
Beliau kembali berkata, "Anakku jangan lewatkan anggur ini dari tanganmu..." beliau menyerahkan kepadaku piala berisi anggur kehidupan yang diambil dari segala kebaikan di muka bumi. setelah itu beliau tiba-tiba menghilang...
Lagi-lagi aku terluka karena kehilangan...
Tapi setidaknya aku memegang misi baru dengan piala kehidupan di tanganku yaitu membagi anggur ini denganmu agar aku satu denganmu.
Selasa, 06 September 2011
An Unperfect Rendezvous
I've come back from the land of struggle where my blood boils for truth. I have arrived in the land of magic where I was born and happiness fled by brain and heart as I would meet my princess of Other World.
I am craving her smile and her serenade that she once taught me by her lovely strings of love fragrance
I am so happy to see my whole family gathers around the same table and we lift the same Cup of Ancestor
But suddenly cloud of despair begins to fly above my head because the princess is not willing to see me
I am stuck in the middle of nowhere in my own hometown
Fortunately, I have my old companions of my past comrades that cheer me up with their friendly hug
But I can't deny there is still a hole in my heart which is thirsty for your fresh look, dear princess.
Now I have to go back to the bridge of struggle
and still hope for the next rendezvous
because all I want to say to her is I am bringing this heart of pain and uncertainly, so she can see it through
I am craving her smile and her serenade that she once taught me by her lovely strings of love fragrance
I am so happy to see my whole family gathers around the same table and we lift the same Cup of Ancestor
But suddenly cloud of despair begins to fly above my head because the princess is not willing to see me
I am stuck in the middle of nowhere in my own hometown
Fortunately, I have my old companions of my past comrades that cheer me up with their friendly hug
But I can't deny there is still a hole in my heart which is thirsty for your fresh look, dear princess.
Now I have to go back to the bridge of struggle
and still hope for the next rendezvous
because all I want to say to her is I am bringing this heart of pain and uncertainly, so she can see it through
Selasa, 22 Maret 2011
Telah Kabur. Segera Kabur. Kubur!
kakiku kembali menghentikan jalan langkahku. di sini. tempat yang pun aku bingung artinya
kutengok lagi bayangmu. masih sangat jauh di sana. lebih jauh dari tempo hari. Tragis!
pandanganmu pun tak lagi menatapku. engkau menatap sisi kebencianku. Mengapa?
seharusnya tak kutanyakan kata terkutuk itu lagi, "Mengapa?"
ya, Retorika kembali menertawakanku dengan gelaknya yang menakutkan
ke mana pandangamu itu? padahal aku masih mempertahankan kristal perasaan yang bisa mencair kapan saja ini
untuk apa aku masih sendiri sampai detik ini?
untuk apa aku meluruskan masa depan demi kebahagiaanmu?
untuk apa aku masih bodoh seperti ini?
tahukah engkau panjang kakiku berkurang setelah bermil-mil penantian demi kehadiranmu...
pandangan itu ke mana?
bayangmu tampak amat kabur
haruskah aku segera mengaburkan hadirku di dunia tanpa ujung ini?
"Kabur Saja!", bisik logika. dia menyuruhku lari kembali ke belakang. Belakang? setelah sejauh ini? setelah cucuran darah ini?
"Kubur Saja!", bisik amarah. dia menuntutku mengubur dalam-dalam kristal perasaan dan memori abadi selama ini.
kakiku bergetar. belum berani melangkah mendekati bayangmu yang semakin tak terlihat. apa kubur saja?
masih mendebat diriku sampai tarikh waktu kelam...
kutengok lagi bayangmu. masih sangat jauh di sana. lebih jauh dari tempo hari. Tragis!
pandanganmu pun tak lagi menatapku. engkau menatap sisi kebencianku. Mengapa?
seharusnya tak kutanyakan kata terkutuk itu lagi, "Mengapa?"
ya, Retorika kembali menertawakanku dengan gelaknya yang menakutkan
ke mana pandangamu itu? padahal aku masih mempertahankan kristal perasaan yang bisa mencair kapan saja ini
untuk apa aku masih sendiri sampai detik ini?
untuk apa aku meluruskan masa depan demi kebahagiaanmu?
untuk apa aku masih bodoh seperti ini?
tahukah engkau panjang kakiku berkurang setelah bermil-mil penantian demi kehadiranmu...
pandangan itu ke mana?
bayangmu tampak amat kabur
haruskah aku segera mengaburkan hadirku di dunia tanpa ujung ini?
"Kabur Saja!", bisik logika. dia menyuruhku lari kembali ke belakang. Belakang? setelah sejauh ini? setelah cucuran darah ini?
"Kubur Saja!", bisik amarah. dia menuntutku mengubur dalam-dalam kristal perasaan dan memori abadi selama ini.
kakiku bergetar. belum berani melangkah mendekati bayangmu yang semakin tak terlihat. apa kubur saja?
masih mendebat diriku sampai tarikh waktu kelam...
Sabtu, 01 Januari 2011
Warsa
runtuhlah langit lama menjadi debu-debu angkasa yang berkilapan cahaya di atas Atlas
selagi itu langit yang baru berdatangan menggenggam mimpi-mimpi baru di tahun yang baru. Mimpi itu masih ada
kenanganku harusnya hancur bersama supernova akhir tahun tetapi sayangnya tidak. Mimpi baru dan kenangan lama tetap mengarungi dalamnya palung hati. entah siapa yang akan menang dan bertahan dalam tekanan
hanya bisa mengharapkan fusi yang mustahil dari mimpi dan kenangan itu sendiri. yah mustahil jika engkau nalar. apa yang tidak bisa manusia nalar?
aku masih belum bisa mencabut excalibur yang menancap di hati, kelak dengan mata pedangnya akan kutebas sgala memori lama dan membenamkannya di kediaman kegelapan.
Dewa Bayu telah meniupkan angin pembaharuan, hiruplah!
Maafkanlah 2010. Tataplah 2011. Langit masih terbentang tinggi untukmu, aku akan membantu menopangnya agar langit tak lagi runtuh menimpamu. biar kepala ini yang luka asal kamu tak tergores
selagi itu langit yang baru berdatangan menggenggam mimpi-mimpi baru di tahun yang baru. Mimpi itu masih ada
kenanganku harusnya hancur bersama supernova akhir tahun tetapi sayangnya tidak. Mimpi baru dan kenangan lama tetap mengarungi dalamnya palung hati. entah siapa yang akan menang dan bertahan dalam tekanan
hanya bisa mengharapkan fusi yang mustahil dari mimpi dan kenangan itu sendiri. yah mustahil jika engkau nalar. apa yang tidak bisa manusia nalar?
aku masih belum bisa mencabut excalibur yang menancap di hati, kelak dengan mata pedangnya akan kutebas sgala memori lama dan membenamkannya di kediaman kegelapan.
Dewa Bayu telah meniupkan angin pembaharuan, hiruplah!
Maafkanlah 2010. Tataplah 2011. Langit masih terbentang tinggi untukmu, aku akan membantu menopangnya agar langit tak lagi runtuh menimpamu. biar kepala ini yang luka asal kamu tak tergores
Langganan:
Postingan (Atom)